Bincang Whats Apps: Buang Nasi 3 butir, Potensi Kontribusi Kelaparan Pada 16.000 Orang di Indonesia?
Panen Padi Woloan |
Sebagai negara agraris, dengan kekayaan sumberdaya alam Indonesia,
ini merupakan potensi yang harus dikelola dengan baik, karena tidak di miliki
oleh negara lain. Satu hal yang pasti, kedepan, hebatnya negara-negara industry
pasti tidak akan bisa penuhi kebutuhan pangannya dari hebatnya industry mereka,
tetapi mereka akan merujuk di negara agraris, untuk penuhi kebutuhan pangannya.
Sebagai sumber inovasi teknologi, Balitbangtan telah hasilkan
inovasi teknologi hasilkan produk pangan. Inovasi teknologi hasilkan pangan
terus dihilirkan ke masyarakat agar dapat penuhi kebutuhan pangan, dan lebih
dari itu diharapkan dapat berdaulat pangan.
Inpari-30 Siap Panen |
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Badan Litbang
Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kemtan) di Sulawesi Utara,
terus dan terus menghilirkan inovasi karya anak bangsa untuk terus bertani
hasilkan pangan, tutur Steivie srikandi Minahasa yang menakodai BPTP dan baru 3
hari lalu membilang 48 tahun.
Kata Steivie, umur boleh bertambah, tapi semangat terus milenial.
Bekerja terus hilirkan inovasi sambil menjaga kesehatan dan selalu bahagia,
menghadapi tugas dan kerja. Dalam New Normal pandemic Covid-19, BPTP
Balitbangtan di Sulawesi Utara, terus mendorong kegiatan produksi pangan
seperti produksi benih padi Inpari 32 di dan kentang Medians di Kota Tomohon,
Cenkegeh di Minahasa Kedelai dan pala di Minahasa Utara, untuk terus hasilkan
output.
Lanjut Steivie, hasilkan bibit padi untuk petani, adaah program
Kementan agar petani tidak berhenti hasilkan pangan. Karena kedepan, dalam
menghadapi revolusi industry 4.0, harus dihadapi dengan ketersediaan pangan
bagi 267 juta jiwa penduduk Indonesia.
Lahan tidak bertambah, bahkan relative berkurang seiring revolusi
industry 4.0, tapi produktivitas kita intervensi dengan inovasi teknologi
pertania (ITP) yang lebih smart. Karena dengan menguasai dan menerapkan ITP
Smart akan hasilkan pangan yang baik. Apalagi didukung dengan Suber Daya Alam
(SDA) ibu pertiwi yang menanti ITP Smart anak bangsa.
Dengan mendorong dan menghilirkan ITP yang dapat meningkatkan
produksi dan prodiktivitas tanaman, tentunya juga dihilrikan pada pelaku utama
(petani) akan pentingnya pola hidup hemat sumber daya. Dengan pola hidup hemat
pengelolaan sumberdaya, niscaya kita dapat berkontribusi pada issue krisis
pangan dunia.
Steivie mencontohkan, saat ini masalah petani kesulitan
mendapatkan bibit padi. Namun sedikit ironis. Karena ketika bibit didapat dan
ditanam, masih kurang efisien pemanfaatan bibit, karena jumah bibit dihambur
tidak tergunakan dan relative rusak di lahan. Belum lagi saat panen masih
relative banyak yang terbuang. Dan lebih fatal lagi, saat disajikan untuk
dimakan, banyak tersisa atau tidak dimakan habis. Dan lain sebagainya dinamika
pemborosan yang tidak disadari terhadap produk beras itu.
Karouw, mencoba memberikan hitungan kasar besar banyaknya
pemborosan ketika beras menjadi nasi. Penduduk Indonesia saat ini diperkirahkan
267 juta jiwa. Bila setiap kali makan nasi, kita membuang 1 butir nasi, maka
setiap hari nasi terbuang oleh 1 orang di Indonesia saja ada 3 butir nasi ( 3
kali makan 1 hari).
Jadi yang terbuang dalam sehari adalah 3 butir, kali 267 juta
orang sama dengan 801 juta butir nasi. Ini hanya untuk saat makan. Dan apakah
memang benar hanya 1 butir ?. Nah, dalam 1 kg beras, mengutip beberapa
informasi media online, kira-kira ebih dari 50.000 butir. Jadi dalam 801 ribu
butir nasi yang terbuang bagi 50 ribu sama dengan 16 ton beras yang terbuang
setiap hari.
Dan 1 kg beras, kira-kira cukup memberi makan untuk 10 orang, maka
16 kg beras bias mencukupi untuk makan 16 kali 10 orang sama dengan 16 ribu
orang. Artinya nasi yang tidak kita sadari terbuang setiap kita makan, dapat
memberi makan untuk 16 ribu orang.
Bagai mana jika kita kalkulasi tingkat dunia ?. pasti akan lebih
banyak lagi yang dapat tertolong bila kita cermati hal ini. Kalau bukan
sekarang kapan lagi, dan kalua bukan kita mulai, siapa lagi tutur Steivie, saat
berdiskusi daam memaknai 48 tahun beliau via Whats Apps.(#Artur)
Komentar
Posting Komentar
arnoldturang.bptpsulut@gmail.com