Memilih Pohon Naungan Produktif Bagi Tanaman Pala Yang Belum Menghasilkan
Oleh; Darwin Taula’bi’
Tujuan petani membudidayakan
pala tentunya untuk mendapatkan pemasukan dari hasil penjualan bijinya. Tapi
harus disadari pula bahwa dalam proses budidaya, ada tahap dimana bibit pala
yang ditanam di lokasi pertanaman akan menghabiskan waktu beberapa tahun
pertumbuhan sampai pohon pala berbuah. Masa tunggu tersebut bisa menghabiskan
waktu antara 3 sampai 5 tahun. Menurut Lestari et al. (2019) mayoritas budidaya tanaman pala dilakukan secara
tumpangsari dengan tanaman
lain seperti kakao, pisang, dan
kelapa. Hal tersebut
dilakukan karena
pertimbangan petani bahwa
masa tunggu tanaman pala
hingga menghasilkan yang
cukup lama yakni 5
hingga 7 tahun dari
awal penanaman
Di Sulawesi Utara,
tanaman pala pada umumnya ditumpangsarikan dengan kelapa yang sekaligus sebagai
naungan. Dikutip dari manadopost.jawapost.com harga kopra yang merupakan produk
turunan kelapa mencapai harga 13.000/kg pada Maret 2021. hal ini tentu sangat
disambut baik para petani yang mengusahakan kelapa. Selain kelapa, pilihan
naungan lainnya yang bisa digunakan adalah sengon, jabon, dan kenari. Syarat tumbuhnya
pun sesuai sengan syarat tumbuh tanaman pala yang cocok untuk tanah dataran
rendah. Kayu sengon dan jabon dibutuhkan untuk keperluan bahan bangunan,
material furnitur, hingga bahan kerajinan tangan. Dikutip dari web.harga.id,
harga sengon Rp. 800.000 per kubik. Sedangkan harga kayu jabon Rp. 720.000 per kubik.
Untuk pohon kenari yang menghasilkan kacang kenari juga dapat diandalkan
sebagai sumber penghasilan sampingan. Dikutip dari hargabulanini.com, harga
kacang kenari kupas bulan Mei sebesar Rp. 130.000 per kg.
Di Sulawesi Utara tepatnya
di Tumaluntung, Kabupaten Minahasa Utara, selain kelapa ada pula yang
menggunakan pohon pisang sebagai naungan pada lahan pertanaman. Tajuk daun
pisang yang mengembang, efektif melindungi bibit yang ditanam dari sengatan
matahari langsung. Disamping fungsinya sebagai naungan, pisang juga merupakan
sumber pendapatan besar jika dikelola dengan benar. Tentunya dengan perawatan
berbarengan dengan perawatan pohon pala sebagai tanaman utama. Produksi buah
pisang juga sebanding dengan permintaan pasar untuk berbagai olahan makanan
ringan khas Sulawesi Utara. Contohnya adalah pisang garoho yang dinikmati
bersama sambal roa.
Dengan
memperhatikan aspek keuntungan dari beberapa jenis naungan diatas, maka dapat
dikatakan bahwa pemilihan naungan yang tepat dapat memberikan pendapatan
tambahan bagi para petani dalam masa tunggu sampai pohon pala berbuah.
Manajemen kebun juga perlu diterapkan dengan benar seperti penanaman pohon
naungan lebih awal (6 bulan) sebelum bibit pala ditanam. Ini penting, agar
adaptasi bibit pala pada lingkungan pertanaman lebih optimal.
Pohon Pala Membutuhkan Naungan Agar Optimal Bertumbuh
Pala termasuk
tanaman C3 yang
membutuhkan intensitas cahaya
yang rendah, sehingga pemberian naungan
dibuat untuk mengatur intensitas yang sampai
pada bibit secara
langsung. Pada tanaman
kelompok C3 naungan
tidak hanya diperlukan pada fase
pembibitan saja, tetapi
sepanjang siklus hidup tanaman, namun
demikian semakin dewasa
tanaman intensitas naungan
semakin dikurangi. Pemberian
naungan selain dapat mengurangi
intensitas radiasi surya
langsung juga dapat
mempengaruhi suhu, tanah, dan tanaman
dimana perubahan suhu
akan mempengaruhi pertumbuhan
pada tanaman. Bibit pala yang telah dipindahkan dari pembibitan ke lahan
pertanaman sangat rentan stress karena perubahan lingkungan khususnya paparan
matahari langsung. Menurut Ruhnayat et al
(2016) tanaman pala yang masih muda di lapangan tidak tahan terpapar sinar
matahari langsung karena mengakibatkan daun mengering, sehingga perlu diberi
naungan. Naungan dapat berupa tiang bambu atau kayu yang diberi atap dari daun
kelapa atau alang – alang, sampai tanaman berumur 1 – 2 tahun setelah tanam (TST) atau menanam pohon
pelindung seperti albazia/sengon atau tanaman kehutanan lainnya yang cepat
dapat dipanen. Setelah tanaman pala berumur 5 – 6 tahun, pohon pelindung dapat
dikurangi secara bertahap.
Disisi lain, naungan dapat
menghambat laju angin kencang yang dapat mempengaruhi proses reproduksi bunga
pala. Menurut Suryadi (2017) tanaman pala
sangat peka terhadap
angin kencang, oleh karena
itu penanaman pala membutuhkan tanaman
pelindung atau penahan angin. Angin yang bertiup terlalu
kencang bukan saja menyebabkan penyerbukan bunga terganggu, tetapi juga
menyebabkan bunga, buah dan pucuk tanaman
akan gugur. Tanaman pelindung yang
terlalu rapat dapat
menghambat pertumbuhan pala dan
menjadi saingan dalam penyerapan unsur hara. Tanaman pala
menghendaki naungan yang
rendah sekitar 25 -
30%. Pohon pelindung
yang banyak ditanam
di Maluku, Maluku Utara
dan Sulawesi Utara adalah
kenari dan kelapa,
sedangkan di Papua umumnya bercampur
dengan berbagai pohon hutan. Di
India, tanaman pelindung
yang digunakan adalah tanaman kelapa.
Lestari F Y, Ismonno R H, Prasmatiwi F E. 2019. Prospek Pengembangan Pala Rakyat di Provinsi
Lampung. JIIA 7 (1) : 14 – 21
Manado Post. 2021. Terus Melesat, Segini Harga Kopra Sulut [Internet].
[diunduh pada 2021 Mei 25]. Tersedia pada : https://tinyurl.com/42r74yu3
Harga.we.id. 2021. Update Lengkap Harga Kayu Sengon dan Jabon [Internet].
[diunduh pada 2021 Mei 25]. Tersedia pada : https://tinyurl.com/2ysbb5h9
hargabulanini.com. 2021. Harga Kenari per Kg Terbaru Mei 2021.
[diunduh pada 2021 Mei 25]. Tersedia pada : https://tinyurl.com/74xvmfab
Ruhnayat A, Wahyudi A, Rostiana O. 2016. Teknik budidaya pala (Myristica fragrans). Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat. Bogor.
Suryadi R. 2017. Strategi penelitian budidaya untuk meningkatkan produktivitas
dan daya saing pala. Perspektif 16 (1) 01
– 13
Komentar
Posting Komentar
arnoldturang.bptpsulut@gmail.com